Minggu, 29 Januari 2012

Filosofi Gunung

Jika kau ingin tahu lebih jelas mengenai sifat asli orang-orang dekatmu, ajaklah ia mendaki gunung. Di atas sana, kau akan menemukan bahwa kau tidak bisa menyembunyikan karakter aslimu. Kau akan menjadi dirimu sendiri, sepenuhnya.

Jika egois, maka di atas sana kau akan egois.
Jika penakut, maka di atas sana kau pun akan banyak diam.
Jika kau pengeluh, maka kau tidak akan berhenti mengeluh sepanjang perjalanan.
Dari situlah kita akan semakin tahu kekurangan dan kelebihan diri masing-masing, dan kemudian kita bisa saling introspeksi diri.

Ya benar, mendaki gunung tak jauh berbeda dengan kehidupan. Sometimes kita melewati tanjakan yang terjal, hingga kita hampir2 menyerah, terkadang juga kita menyusuri jalanan di tepi jurang, harus hati2 melangkah karena jika tidak berhati2 bisa terpeleset. ketika terpeleset mampukah kita melanjutkan perjalanan, atau memilih mundur dan turun untuk selanjutnya pulang.

Terkadang melewati turunan yang curam, terkadang hanya padang ilalang datar ratusan meter. terkdang harus berhenti untuk melepas lelah setelah perjalanan panjang.


Seperti halnya hidup, ketika menempuh perjalanan kita banyak mengeluh karena capek atau menikmati saja pemandangan sekitar. itu adalah pilihan. dengan jalur yang sama, beban yang sama, sikap pendaki satu dengan yang lain tentu akan berbeda.beratnya beban di punggung adalah bekal kita. tidak murah memang segala bekal kita namun sangat sepadan dengan apa yang akan kita nikmati selama mendaki gunung.

Sesekali kita membutuhkan orang lain untuk berpegangan ketika melewati titian. terkadang kita harus mempercayakan nyawa kita kepada teman kita ketika kita perlu memanjat bagian gunung berupa tebing yang curam. sesekali kita membutuhkan teman kita untuk memasang tenda. sesekali kita membantu merawat teman yang sakit atau cidera dalam pendakian. kadang kita mebawa bekal yang “wah”, chicken nugget, baso, sayuran impor, sosis, jeruk mandarin, minuman bersoda dan berwarna, dsb, keril dengan bendera inggris sebagai logo, sleeping bag isi bulu angsa, sepatu trek dengan harga enam digit, dsb. terkadang pula kita hanya
membawa daypack isi raincoat sobek, roti yang sedikit basi, snack ringan dengan beralas kaki sandal jepit empat ribuan rupiah, serta tenda yang berlubang bahkan tanpa tenda.

SETIAP PENDAKI TIDAK SAMA

Di gunung kita hanyalah penumpang, numpang lewat, numpang nge-camp, numpang buang air. sering terjadi hal2 di luar akal sehat dan logika ketika kita tidak mengindahkan “tata krama” di gunung. disadari atau tidak, percaya atau tidak, hukum sebab akibat, karma dan samsara, berlaku sebagaimana kehidupan sehari2. bagaimana kita mempatkan diri di gunung, terhadap penduduk setempat, terhadap pepohonan, sungai, satwa, dan sebagainya merupakan gambaran bagaimana kita hidup sehari2. bagaimana perilaku seseorang di gunung adalah perilaku sesungguhnya dia di kehidupan sehari2nya.

Satu pendaki dengan pendaki lain berbeda pandangan mengenai pendakian yang berhasil. si A berpadnagan pendakian yang berhasil adalah jika dia telah sampai di puncak walau mungkin teman2 se-timnya tidak berhasil. si B berpandangan pendakian yang berhasil adalah jika seluruh anggota tim berhasil ke puncak bagaimanapun caranya. ada yang lebih senang mendaki sendirian, karena berbagai alasan, tidak mau merepotkan orang lain, lebih bebas sendirian, tidak mau direpotkan orang lain, sok berani, dsb. ada yang lebih suka dalam kelompok kecil karena bisa saling membantu, saling ketergantungan, mudah diatur2, dsb.

Ada yang mendaki dengan menikmati keseluruhan perjalanan dari belanja hingga puncak, hingga turun lagi, ada yang berprinsip bersakit2 dahulu (perjalanan berat, bawaan banyak, bekal lebih dari cukup) bersenang-senang kemudian (baru di puncak bisa menikmati naik gunung, keberhasilan katanya, bongkar bekal, dan pesta), ada yang dari awal sampai turun lagi cuma ngeluh karena mendaki gunung karena terpaksa ada yang cuma iseng dan ikut2an , asik ajah….bla..bla..

Filosofi Mendaki Gunung Bagaimana kita mendaki gunung, seperti itulah kita menjalani hidup kita.

Dan di atas sana, di tengah-tengah angin yang menderu-deru, di antara jurang yang berujung kelam, omong kosong kalau kau tidak bicara tentang Tuhan. Kau akan menyadari seberapa kecil dan lemahnya dirimu di tengah hamparan alam semesta.

SUMBER :
 - www.kalakay.com

Sabtu, 21 Januari 2012

Mt.Gede ( Lagi? )

Padatnya jadwal kuliah dan banyaknya tugas yang diberikan, membuat kita jenuh. saya memutuskan untuk pergi mendaki gunung dengan teman saya, karena baru 3 orang yg fix, saya pasang pengumuman di group jejaring sosial, dan hasilnya Alhamdulilah banyak yg minat, namun saya hanya mengambil 20 orang pertama yang mendaftar karena saya rasa segitupun sudah kebanyakan.

Rabu 14 Desember 2011
 saya mendaftarkan teman - teman saya yang akan mendaki Gn. Pangrango melalui situs http://www.booking.gedepangrango.org/ untuk pendakian tanggal 24-25 Des 2011 (Minggu tenang sebelum UAS) peraturan TNGP (Taman Nasional Gede-Pangrango) hanya membolehkan mendaki dua hari satu malam. Setelah itu, dua hari kemudian saya mendatangi kantor TNGP  untuk memvalidasi pendaftaran Online dengan membawa uang pendaftaran beserta fotocopy kartu identitas. 

Rincian:
  •  Retribusi Masuk kawasan Wisata Cibodas Rp. 9000/ motor (Biasanya ga bayar lolos" aja),
  • pendaftaran Rp. 7000/org,
  •  materai surat pernyataan ketua kelompok mengenai tata-tertib dan pengetahuan dasar pendakian Rp.8000.
Kantor TNGP
Jum'at 23/12/11 08.50 AM
Saya menjemput teman saya di PGB (Belakang Stasiun Bogor) untuk pergi ke Green Camp untuk mengambil peralatan yang akan  kami sewa, ketika memarkir motor di depan tempat kost teman saya dan tiba-tiba:

[percakapan ini sudah di translate sunda - indonesia]
Nenek : "Mau kemana dek?, Tasnya besar sekali?"
saya : "Mau naik gunung nek1"
Nenek : "Hati-hati aja yah, naik gunung mah, baca yasin"
saya : "iya makasih nek"
nenek itupun berlalu setelah motor saya tidak meng halangi jalan. Saya sempat berfikir mengapa tiba-tiba nenek itu bicara seperti itu, tapi saya mencoba untuk tetap berfikir positif.


setelah mengambil alat, semua di kumpulkan di tempat teman saya Nurchoiriati (Coii biasa ia dipanggil) di belakang MCD Lodaya Bogor, dari 20 orang rombongan yang jadi berangkat hanya 11 orang, yaitu Saya (imam), Bayu Santoso (Baso), Bentar, Andika (kimin), Gery, Fany, Resty, Coii, Nurul Huda (nunu), Laila,dan Tisa. karena banyak yang batal berangkat, resty mengajak beberapa temannya. bertambahlah rombongan kita 4 orang menjadi 15, mereka adalah Andi, Hafiz (adik andi), Ikhsan (adik nunu), dan Uci.
Super Man
Wonder Women
pukul 03.00 PM satu persatu mereka berdatangan ke tempat coii, untuk packing bersama dan berbagi bawaan kelompok, saya, baso dan kimin kebagian membawa tenda karena carrier kami cukup untuk menampungnya.

pukul 05.30 PM semua telah selesai dan siap berangkat, ditengah guyuran hujan saya mencari kendaraan Colt L300 Bogor-Cianjur di daerah terminal baranang siang dengan nego yang cukup alot saya berhasil menyewa 1 buah mobil dengan harga (Rp. 230.000 sampai kantor TNGP-Cibodas).

pukul 06.00 PM ujan-ujanan masuk kedalam mobil yang sudah terparkir di belakang MCD. kami ber-15 berhimpitan dengan barang bawaan yang sama besar di dalam mobil.

pukul 07.30 PM tiba di Cibodas, (waktu tempuh yang diluar perkiraan karena supir L300-nya super sekali)
setelah tiba disana kami beristirahat di mushala dan menunaikan ibadah shalat isya dan qada magrib hehe, setelah itu kami mencari makan malam di warung - warung dekat TNGP.
Pelataran Mushala TNGP
Pukul 10.00 PM Headlamp, dan senter kami nyalakan, kemudian Start dari mushala. Saya menjadi leader dan andi sebagai swiper,  (kita nyolong start supaya bisa jalan slowly karena kami banyak membawa orang yang pertama kali mendaki) tiba di pos penjagaan menunjukan SIMAKSI (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi "kalo ga salah hehe"), sempet ga boleh masuk karena baru tanggal 24 pada pukul 00.00, tapi Andi berhasil negosiasi dan kamipun lanjutkan perjalanan. Menurut informasi website pada jumat pagi, pendaki pada tanggal 24 sudah penuh, kuota 600 pendaki sudah terisi. Alhasil yang mendaki ramai sekali kala itu. Kami berjalan menerobos kesunyian dan kegelapan hutan hujan tropis dengan suhu yang cukup dingin. perjalanan sudah berjalan sekitar 90 menit, tiba-tiba, "Mam berenti dulu !" terdengar teriakan dari belakang dan sayapun berhenti, ternyata eh ternyata bayu mengalami kontraksi pada perut dan mu*tah, mungkin masuk angin. setelah kondisi membaik kami lanjutkan perjalanan. 

Malam pertama
kami berniat mendirikan kemah di dekat simpangan ke Curug Cibereum, tapi sudah terisi oleh rombongan dari Universitas Paramadina. waktu menunjukkan pukul 00.00 AM Disini saya hawatir untuk melanjutkan perjalanan, selain sudah larut dan teman-teman sudah terlihat kelelahan, jalan dari sini juga sudah mulai terjal. tapi apa mau dikata, kamipun melanjutkan perjalanan. setelah 30 menit berselang kami menemukan lahan yang cukup luas, dan kamipun mendirikan 3 buah tenda untuk menginap dan beristirahat.
 Gery, Kimin, iksan tidur dalam tenda pertama,
laila, tisa, coii, fanny, uci, nunu di tenda kedua,
bentar, hafiz, baso dalam tenda ketiga,
saya, resti, dan andi tidur diluar ketiga tenda tersebut karena untuk menjaga carrier maupun daypack yang bergeletakan diluar. sepanjang malam banyak sekali pendaki yang melewati tenda kami yang berada dipinggir jalur pendakian, manjelang pagi hari hampir sekitar 5 menit sekali rombongan demi rombongan berdatangan.

Masak
Sabtu 24/12/11 pukul 05.00 AM
Saya dan resty bangun, solat subuh dan kemudian Memasak sarapan pagi, menu sarapan pagi saat itu nasi dengan Sarden sebagai lauknya. setelah semua makan kami packing kembali untuk melanjutkan perjalanan.


Break !!
pukul 08.21 AM kami melakukan pemanasan, berdoa dan kemudian lanjutkan perjalanan. saya kembali menjadi leader dan andi sebagai swipper. salip - menyalip antar rombongan pendaki tidak terelakkan saat itu,
semakin ke atas, jalan yang kami lalui semakin terjal, rombongan kami terbilang cukup lambat karena sering berhenti, (faktor fisik yang jarang berolah raga).


pukul 09.30 AM kami ber-15 beristirahat di bangunan tembok bekas sebuah pos, melihat kondisi seperti ini, andi menyarankan saya (yang membawa tenda) untuk berjalan terlebih dahulu menuju pos kandang badak, agar bisa mendapatkan lapak untuk mendirikan tenda.

akhirnya saya jalan duluan bersama kimin yang sama-sama membawa tenda, baru berjalan 15 menit, perut kimin terasa nyeri akibat makan biskuit sewaktu istirahat, sementara kimin beristirahat, saya melanjutkan pendakian senndiri, jalan semakin terjal, banyak para pendaki beristirahat di pinggir trek pendakian, saya terus melaju tanpa istirahat seorang diri, jalur yang saya lewati semakin jauh semakin sepi, lihat ke depan tidak tampak ada pendaki, begitupun kebelakang. disitu saya hanya bisa menghibur diri dengan merecord video dari camera poket yang saya bawa, hawa disini terasa sangat berbeda karena begitu sunyi senyap berbeda dengan kondisi jalan sebelumnya yang banyak dilalui para pendaki yang naik ataupun turun gunung, namun saya tidak mau berfikiran yang aneh-aneh. sesekali saya berhenti dan menoleh kebelakang untuk memastikan kimin sudah bangkit dan menyusul saya, namun hanya jalan kosong sejauh mata memandang. saya semakin berfikir kalo saya salah jalan, namun saya berusaha tidak panik dan terus berdoa kepada Allah SWT, di sela-sela perjalanan yang sepi saya teringat pesan nenek di PGB, dan kemudian membaca sepenggal surah yasin yang alhamdulilah Hand Phone saya terinstall aplikasi iQuran. sayapun terus berjalan mengikuti jalan yang ada dan sesekali menengok belakang yang masih saja sepi, dan alham dulillah setelah sekitar 20 menit berjalan saya tiba di jalur Air-Panas, yang menandakan saya sudah berada di jalan yang benar, saya beristirahat sejenak dan mengambil kamera,
Foto pertama di air panas
Foto kedua
Baru saja dua jepret atau sekitar 30 detik saya duduk dan berfoto tiba - tiba sesosok manusia datang dari belakang yang ternyata itu kimin. 
kimin datang tiba-tiba

Foto Bareng dulu
WOW menakjubkan sepanjang jalan di belakang sepi, tapi ketika belum genap satu menit saya beristirahat, teman saya ini sudah datang. saya menarik kesimpulan bahwa saya melalui jalur yang tidak normal (di putar). tapi saya bersyukur sudah bisa kembali ke jalan yang seharusnya. karena sepanjang perjalanan kurang istirahat, saya dan kimin memutuskan menunggu yang lain di POS air panas ini (sekalian mandi air hangat).
30 menit berselang teman-teman tiba dan beristirahat disini.
Ups...!!! (mandi bareng)

Air Panas
setelah mereka tiba saya dan kimin melanjutkan perjalanan sementara yang lain istirahat, saya tidak bercerita tentang kejadian yang baru saja saya alami karena takut mempengaruhi mental mereka yang baru pertama mendaki.

pukul 10.35 AM saya berjalan bersama kimin menuju pos berikutnya, kami berdua jalan cukup ngebut karena mengejar waktu agar tidak kehabisan lapak untuk berkemah. jalan sempit dan terjal yang kami hadapi,    sesekali harus berhenti apabila berpapasan dengan pendaki yang sedang turun.

pukul 11.00 AM saya yang sudah lelah menopang carrier yang berat'y melebihi berat carier kimin, baso, dan bentar ini berjalan semakin cepat dan kadang sedikit berlari (pengen buru-buru sampe istirahat), akhirnya pukul 11.40 AM saya tiba di pos kandang badak, kondisi sudah lumayan ramai, saya letakkan carrier di sebuah tempat di bawah pohon yang bisa digunakan mendirikan 4 buah tenda namun lumayan jauh dari sumber air, saya berjalan tanpa carier dan mendekati sumber air, di situ ada ruang yang masih kosong hanya ada dua rombongan yang sedang beristirahat di atas matras. sayapun membuka percakapan disitu,

saya: Permisi mas, mau diriin berapa tenda?
mas-mas: Oh, kami tidak ngecamp disini mas, kami mau lanjut ke surken!, coba tanya bapa itu,
saya: terimakasih mas, selamat beristirahat.

sayapun mendekati rombongan kedua yang berada disitu, yaitu 3 orang bapak,
Saya: permisi pak, mau diriin berapa tenda?, saya butuh space buat 4 tenda.
bapak: Oh, silakan de, saya sudah mau turun.
Saya: terimakasih pak,
saya kembali ke tempat awal untuk memindahkan carrier ke tempat ini,

"yang lain mana?" tanya mas Andri (kalo gak salah)
"Masih di bawah mas, saya disuruh cari lapak" jawabku sambil membuka carier.
"sendirian kamu?" tanya mas andri lagi,
"Berdua sih, tp yang satunya ketinggalan mas" jawabsaya

sayapun mendirikan tenda yang saya bawa, dibantu sedikit oleh mas Andri untuk memegangi ujung tenda dan memasang pasak. setelah itu saya berganti pakaian yang basah kuyup karena dipakai mandi di Air panas tadi.
sayapun beristirahat dan mengobrol dengan mas Andri yang belakangan diketahui pandaki dari Bandung sambil membuka sebungkus kacang tanah yang tidak perlu disebutkan mereknya.

Pukul 12.05 PM kimin datang bersama iksan dengan wajah sumringah karena telah berhasil sampai di titik pos terakhir ini. kimin yang baru sampai langsung saya suruh membuka tendanya karena cuaca sudah cukup mendung. setelah mendirikan tenda, iapun mengganti pakaiannya.

pukul 12.30 PM rombongan saya telah lengkap semua, mereka terlihat lelah dan langsung beristirahat. beberapa menit kemudian, Berrrrrrr, hujan turun sedangkan Baso baru hendak mendirikan tendanya, alhasil mereka mendirikan tenda di bawah guyuran hujan. uci, resty, nunu terlihat mengenakan raincoat nya sayapun ikut membantu mereka satelah minta tolong resty untuk mengambilkan jacket saya yang ada di tenda sebelah.

Lunch
pukul 01.30 PM setelah hujan mereda kamipun masak untuk makan siang, setelah makan acara bebas, ada tidur, ada yg main UNO ada yang nyuci piring, etc. Di POS ini begitu ramai hari itu, tidak ada space tersisa di kawasan ini, karena semua sudah kelelahan maka kami sepakat untuk bermalam disini, dan esok pagi sekitar pukul 04.00 AM lanjut menuju puncak pangrango.


pukul 03.00 AM resty,nunu, dan saya terbangun karena rencananya kami hendak memasak untuk sarapan sebelum melanjutkan perjalanan. namun hujan cukup deras pagi itu yang menggagalkan rencana yang sudah tersusun.
pukul 06.00 AM hujan mereda, kami keluar tenda dan memasak sarapan pagi. setelah sarapan kami packing untuk meneruskan perjalanan.
Sarapan 
pukul 08.25 AM kami selesai packing dan bersiap melanjutkan perjalanan. setelah berdoa dan melakukan pemanasan kami berangkat menuju puncak pangrango.

perjalanan sudah dimulai saking ramainya bingung untuk mencari jalan, setelah berjalan beberapa menit, sampailah kita di persimpangan Gede-Pangrango. Jalur kiri untuk jalan menuju Gn.Gede, Kanan Menuju Pangrango, dan ada jalan lurus. disini saya akui kesalahan terbesar saya, di simpangan ke kanan ada pendaki yang mendirikan tenda hingga menutup jalan untuk ke pangrango (FUCK bgt, ga tau tempat tu org..!!), karena hal tersebut saya jadi mengira itu adalah lahan kosong yang memang untuk berkemah (bukan jalan), akhirnya saya meneruskan perjalanan dengan mengambil jalan lurus, salah satu teman saya coii yang bertanya kepada org di pertigaan itu katanya bisa juga ke pangrango lewat jalur lurus tersebut. saya dan teman - teman terus berjalan, andi yang paling belakang dan tau jalan menuju pangrango tidak memanggil kami yang ternyata salah jalur, andi memanggil adiknya dan bicara katanya dia akan belok kanan melewati jalan yg agak jauh (muter), jd andi menyuruh adiknya kembali ke rombongan kami. jalur yang saya tempuh saat ini mengingatkan perjalanan saya dua tahun lalu, namun saat itu saya belok kiri di simpangan, karena belum terlihat ada jalan lurus.

Wrong WAY..!!!




pukul 09.20 AM kami tersadar dari kesalahan karena coii berkata "ini kaya tanjakan setan" yang membuat nunu, resty, uci, dan saya terdiam. kami tetap mendaki tanjakan terjal tersebut.
setelah melewati tanjakan tersebut dan menoleh ke belakang, puncak pangrango melambai-lambai dari sebrang bukit, terdian sejenak, setengah jalan lagi sampe puncak, tp ini Gede bukan pangrango .! sebel dan bingung jg sih, bisa aja turun terus ke pangrango, tapi bisa-bisa kita turun diluar jadual yang telah di tetapkan dalam SIMAKSI. di situ berunding sebentar, dan hasilnya nunu, uci dan resti turun lagi sampai kandang badak karena mereka sudah pernah beberapa kali ke puncak gede. sebenernya males juga ke gede (lagi?), tapi saya rasa ini tanggung jawab saya untuk mendampingi mereka sampai puncak.

Well dari sini rombongan yang meneruskan sisa 11 orang: saya, kimin, ikhsan, baso, bentar, coii, tisa, laila, fany, gery dan hafiz. jalan semakin menanjak, mental yang lain juga sepertinya sudah down ketika tersadar ini jalan ke gede bukan pangrango. terlihat dari gerakan mereka yang semakin melambat dan tidak beraturan, bisa dibilang parah karena sering bgt berhenti, jalan beberapa langkah berhenti lg, berulang - ulang kali saya menyemangati mereka dengan kata-kata agar tetap semangat mendaki, karena beratnya bawaan di punggung saya, (isinya ada pakaian dan tenda basah) saya memutuskan untuk jalan duluan karena puncak sudah cukup dekat.


pukul 10.45 AM saya tiba di puncak sekunder Gn.Gede, dan di ikuti iksan dan kimin 5 menit kemudian. kami bertiga sudah di puncak namun masih belum bisa ber foto-foto karena camera yang saya bawa telah tidak bernyawa.
pukul 11.00 AM semua rombongan saya sudah tiba dan melakukan foto sesion.
Puncak Pertama Mereka
Semangat mereka mulai kembali seketika setelah meliahat keindahan yang diwarkan Gn.Gede, dari sini kami melanjutkan perjalanan sampai puncak yaitu titik 2958 mdpl. kami berjalan tanpa beban, semua bawaan disimpan di sekunder dan dijaga oleh coii yang tidak ikut muncak.

Muncak
 pukul 11.45 AM sampai di titik tertinggi Gn.Gede.

Puncak Mt.Gede


 setelah berfoto-foto ria di puncak dengan kabut yang semakin menebal kami bersiap turun kembali, setelah sampai di sekunder kamipun membereskan barang masing-masing, karena melihan fisik coii dan baso yang menurun saya turun membawakan carrier coii, agar baso dan coii bisa saling bergantian membawa carier baso.



sayapun turun terlebih dahulu dan mempercayakan teman-teman kepada coii yang juga sudah pernah mendaki gede sebelumnya, sayapun turun berdua bersama ikhsan, karna saya rasa saya yang bertanggung jawab atas pendaki paling belia ini. di tengah perjalanan hujan mulai turun, melihat kondisi seperti ini sepertinya tidak mungkin saya climb down dengan beban sebanyak ini dan ditambah jalan yang licin di tanjakan setan karena hujan, selain itu saya juga saya khawatir dengan keberadaan ikhsan, sayapun memutuskan tidak melalui jalur tanjakan setan, hujan terus turun semakin lebat, saya menyuruh ikhsan mengenakan raincoat, saya yang hanya membawa ponco dan itupun kotor karena dijadikan alas tenda menerobos hujan dengan jaket saja yang lama kelamaan rembes dan basah kuyup sampe dalem.


sekitar pukul 01.30 PM saya sampai di simpangan gede-pangrango dan bertemu 3 wanita yang tidak jadi muncak, resty, uci, dan nunu. duapuluh menit kemudian rombongan yang lain pun tiba dan kami melanjutkan turun gunung di bawah guyuran hujan.


sepanjang turun posisi tidak beraturan tidak jelas siapa leader dan siapa swiper, derasnya guyuran hujan, tidak mengenakan raincoat dan coverbag yang kurang sempurna menahan air hujan, membuat bawaan terasa semakin berat. sudah semakin putus asa dengan langkah yang lamban sekali saya dan kimin terus jalan sambil terus menghitung patok yang dipasang TNGP, resty pun terus menyemangati saya agar tetap bertahan dan terus berjalan. 
pukul 05.30 PM saya, resty dan kimin tiba di pos awal, saudara Bentar yang turun tanpa beban karena isi cariernya sudah kosong (tadinya makanan doang) sudah tiba dari pukul 05.00 PM, disusul Andi, Nunu + Iksan. 


Pukul 06.00PM semua rombongan sudah tiba, kamipun melanjutkan perjalanan pulang. saya yang basah kuyup, karena kehujanan meminjam jaket iksan dari pos 1 hingga mushala TNGP dan kemudian saya terpaksa membeli baju disana untuk pakaian pulang.
pukul 09.30 PM kami turun dari cibodas menggunakan angkot seharga Rp.45.000 sampai simpangan jl.puncak-cianjur. dari situ kami menggunakan angkot yang menawarkan jasanya sampai bogor dengan harga Rp. 170.000 sampai MCD Lodaya.
Suasana Dalam Angkutan Kota


Tiba di Bogor Pukul 11.30 PM dan pulang kerumah masing - masing. walau sedikit kecewa namun tetap dibawa hafun, dan ambil hikmah dari semua yang telah terjadi, Alam telah memberikan pengalaman yang berharga buat saya dan kawan-kawan.

( The End )
-- Follow My Blog --
---Semoga Bermanfaat---

Kamis, 19 Januari 2012

Pantai Anyer / Carita Beach

Pantai Carita
Sedikit Cerita menuju Carita, Pantai Carita terletak di semanjung selat sunda. Pantai selatan ini apabila terus di telusuri akan terhubung dengan pantai pelabuhan ratu melewati pantai yang cukup terkenal yaitu Malimping iland.

Berwisata di pantai anyer carita sangat memikat bagi para wisatawan karena pantai ini mempunyai keindahan alam yang berupa pantai berpasir putih yang membentang luas di sepanjang kawasan wisata anyer carita membuat pantai ini ramai dikunjungi oleh parawisatawan asing maupun domestic. selain itu yang menjadikan pantai ini sebagai tempat yang ideal untuk berwisata adalah karena selain pemandangan yang indah juga anda dapat bermain permainan air (water sport) seperti jetsky, banana boat, kayak, dll

Bagi anda yang handak mengunjungi pantai ini hendaknya membawa kendaraan sendiri atau menyewa BUS apabila rombongan anda banyak, karena dengan kendaraan sendiri anda bebas memilih ingin bermain di pantai yang mana. setiap memasuki daerah pantai anda akan dikenakan retribusi masuk yang dihitung per kendaraan dan akan mendapatkan karcis serta stiker tempat wisata tersebut. 
Ketika sampai disana anda akan langsung di satroni oleh para pedagang yang menawarkan jasa tato ataupun barang dagangan mereka. selain itu anda pula akan di tawari untuk permainan olahraga air oleh orang yang membawa - bawa pelampung.
 demi kenyamanan anda 
jangan sekali - kali meladeni mereka, karena sering terjadi hal seperti ini : 

"Nenek renta menawarkan opak dagangannya dengan muka melas dan memprihatinkan, dengan rasa iba saya membeli dagangannya (opak tersebut), 5 menit kemudian segerombol nenek lainnya menyerbu mobil saya dan meminta belas kasihan untuk membeli dagangan mereka (Opak juga). ketika saya bilang tidak, mereka malah mengikuti kita kemanapun sepanjang pantai (kecuali kita cabut pulang meninggalkan lokasi)"

Saran saya apabila anda memang ingin membeli sesuatu, janganlah membelinya di dekat mobil anda agar penjual sulit menginformasikan posisi kita ke teman yang lain.

Selain itu apabila ingin bermain water sport, jangan sekali - kali deal di parkiran (Karena dengan begitu dia bisa tau asal kita dari mana dari plat kendaraan anda, dan mereka tidak segan2 menaikan harga). harga normal untuk banana boat adalah 10.000 / orang untuk sekedar bermain di bibir pantai (sekitar 10 menit), dan 15.000 - 20.000 untuk ke tengah (ke pulau mereka bilang, padahal hanya berhenti di deramaga dan balik lagi sekitar 30 - 45 menit) apabila anda memiliki saudara /kerabat yang bisa dan faseh berbahasa sunda saya sarankan agar teman anda yang menegosiasi harga menggunakan bahasa sunda yang mencerminkan kesederhanaan.

pengalaman saya:
Abang: "dek naik banana de, seru ayo ajak temannya di sana penuh, harus booking dari sekarang disini",
saya: "nggak ah bang baru sampe, nanti aja"
Abang: "Nanti penuh, ade booking aja dulu, nanti saya bawakan pelampungnya ke mobil ade, ke pantainya    terserah mau kapan saja, bisa istirahat dulu kalo pelampung sudah ada ade pasti kebagian nanti, soalnya lg ramai"
saya:"Berapa bang?" (iseng karena risih)
Abang: " ade berapa orang?"
Saya: "6 orang bang"
Abang: "Rp.300.000 aja de, puas sampe pulau di tengah"
Saya: "Aduh punten akang, abdi teh minggu kamari kakarak uih ti dieu, yeuh tingali foto-foto na (padahal foto 2 tahun lalu) kamari oge teu sakitu da hargi na"
Abang: "nya atuh atos sabaraha hoyong na?"
saya: "Rp.10.000 we sa urang"
Abang: " atuh tong sakitu jang, teu tiasa geus we Rp.15.000 saurang nya"
saya:"yaudah deal bang"
si abang pun balik ke mobil membawa 6 buah pelampung.
dengan nego sunda version saya dapat Rp.15.000 x 6 = Rp. 90.000 saja dari awalnya Rp. 300.000
Banana Boat Murah Meriah
Dari Bogor Akses Menuju Carita yaitu bisa melalui Leuwiliang - Rangkas - Anyer (NON TOL)
apabila hendak melalui tol anda tinggal mengarahkan mobil anda menuju TOL Merak, exit pintu CILEGON BARAT, setelah itu ambil kiri, lalu lurus menuju kawasan industri Krakatau Steel, disepanjang jalan setelah keluar tol anda akan dapat melihan Gn.Krakatau dari kejauhan..
Dari sini menuju pantai carita membutuhkan waktu sekitar 45 menit, akses jalan menuju kesana cukup bagus, namun sedikit sempit..
-semoga bermanfaat-
monggo coment