setelah nyangkut di draft bertahun-tahun akhirnya saya lanjutkan cerita ini hehe..
Salam lestari...
Salam lestari...
Masih ingat dengan postingan sebelumnya?,
ya betul! semeru, sudah lama rasanya tak bercerita dalam kata-kata.
ya betul! semeru, sudah lama rasanya tak bercerita dalam kata-kata.
Singkat cerita, sepulang dari semeru aku berniat fakum dari dunia penjelajahan karena ingin fokus berkarir, aku baru lulus kuliah saat itu. Sekitar empat bulan lamanya berkelana kesana-kemari mencari pekerjaan yang cocok, akhirnya terhitung tanggal 02 Januari 2013, aku mulai bekerja di salahsatu perusahaan swasta di kota Bogor dengan masa percobaan 6 (enam) bulan hingga 30 Juni 2013, apa bila kinerjaku sesuai harapan maka akan diangkat menjadi kariawan tetap untuk penempatan di plant Cibitung-Bekasi. Dua bulan pertama aku sibuk menjalankan orientasi dengan divisi-divisi yang terkait dengan pekerjaan ku (semacam kuliah, aku mendapat form yg harus di tandatangani oleh orang-orang tertentu yg harus ku temui untuk orientasi, dan itu lumayan banyak hehe). Setiap harinya pekerjaanku hanya mengamati dan memahami kegiatan sekitar untuk memahami work flow process pekerjaan ku. Memasuki bulan ketiga rasa rindu akan keindahan alam mulai meradang ditengah kegalauan memikirkan improvement apa yang bisa ku buat untuk perusahaan dan kerisauan ditinggal oleh si "Dia" (curcol hehehe), akhirnya aku memutuskan membangun sebuah search engine berbasis WEB (dengan bermodal secuil ilmu pada saat kuliah). Semakin hari semakin pusing kepala ku memikirkan syntax syntax PHP (Bukan pemberi harapan palsu ya) tapi Php Hypertext Preprocessor bahasa pemrograman WEB. Akhirnya sejenak ku tinggalkan pekerjaan yang sebenarnya belum terlalu banyak karena selain mendevelop WEB improvement, sehari-harinya aku hanya membuat meeting request dan menghadiri meeting request untuk berorientasi dan sosialisasi dgn orang-orang baru den sesekali terjun kelapangan untuk memantau secara langsung prosess yg dilakukan.
Memasuki bulan ke-4 (empat) rasa mumet dikepala semakin menjadi, suatu ketika tiba-tiba terdengar perbincangan soal "Gunung" di pelataran mesjid, mendengar soal alam dan ketinggian sontak aku mendekat ke sumber suara dan ikut nimbrung dengan obrolan mereka, ternyata mereka sedang memperbincangkan pendakian Gn.Gede yang dilakukan beberapa hari yang lalu, mereka adalah nia dan agung rekan kerja yg berbeda departement dgn saya, kemudian diakhir perbincangan akupun berucap "kalo mau naik lagi ajak ajak ya, bisa hubungi aku di 27129 (ext. telpon kantor)".
Beberapa hari berselang (minggu keempat April), aku mendapat kabar ada rekan kerja yang hendak mendaki Gunung Cikuray weekend ini, orang itu bernama Fahmi. Tanpa membuang-buang waktu akupun menghubungi Fahmi via outlook untuk memastikan kebenaran kabar ini. Tak perlu menunggu lama, mas Fahmi pun membalas email ku dan memberikan serangkai Nomor telpon atas nama Ika Merdeka. Akupun langsung menghubungi nomer tersebut menggunakan fasilitas WhatsApp, setelah beberapa kali tanya jawab akupun terdaftar dalam list anggota pendakian cikurai pada tanggal 3,4,5-Mei-2013 yang kebetulan sekali itu tanggal pernikahan si "Dia" dengan pria lain hahaha (curcol lg hahahahahahahaha).
Dengan persiapan yg mendadak, (rabu dapat kabar untuk pendakian hari jum'at) aku bergegas menyiapkan peralatan lenong kesayangan yang ternyata sudah berdebu hehe. Tapi rencana tinggal rencana, suatu hal yang tidak diinginkan terjadi dan pendakian dibatalkan. Sempat sedih tapi tak berlangsung lama karena kita tetap berangkat satu minggu kemudian (10,11,12-Mei-2013).
Jum'at 10/05/13,
Seperti biasa aku berangkat kerja dengan bawaan agak ribet dari biasanya. Mengendarai sepeda motor menuju tempat kerja dengan carier menjulang tinggi, sebelum masuk area pabrik aku menitipkan carier di tempat kos Fhami yang berada didepan pabrik. Kegiatan pagi hingga sore dihari jum'at ini sama seperti biasanya hingga jam menunjukan pukul 16.30 yang menandakan sudah jam pulang kerja, hujan cukup deras waktu itu. Aku memutuskan menunggu hujan sedikit reda sebelum pulang, akhirnya pukul 17.00 aku pulang bersama Fahmi menuju kosannya, karena kamar Fahmi berada di lantai 2, maka motorku kusimpan di pabrik dan pulang berboncengan dengan Fahmi. Sesampainya di kosan, fahmi packing dan memilah-milah barang bawaan dan aku sedikit merapihkan carier. Setelah semua selesai aku dan Fahmi makan malam bersama (so sweet ya) dengan menu pecel lele & ayam, lalu dilanjutkan menunaikah ibadah shalat magrib.
Seperti biasa aku berangkat kerja dengan bawaan agak ribet dari biasanya. Mengendarai sepeda motor menuju tempat kerja dengan carier menjulang tinggi, sebelum masuk area pabrik aku menitipkan carier di tempat kos Fhami yang berada didepan pabrik. Kegiatan pagi hingga sore dihari jum'at ini sama seperti biasanya hingga jam menunjukan pukul 16.30 yang menandakan sudah jam pulang kerja, hujan cukup deras waktu itu. Aku memutuskan menunggu hujan sedikit reda sebelum pulang, akhirnya pukul 17.00 aku pulang bersama Fahmi menuju kosannya, karena kamar Fahmi berada di lantai 2, maka motorku kusimpan di pabrik dan pulang berboncengan dengan Fahmi. Sesampainya di kosan, fahmi packing dan memilah-milah barang bawaan dan aku sedikit merapihkan carier. Setelah semua selesai aku dan Fahmi makan malam bersama (so sweet ya) dengan menu pecel lele & ayam, lalu dilanjutkan menunaikah ibadah shalat magrib.
Perjalanan dimulai menggunakan Honda beat milik Fahmi menuju terminal dengan beban 2 (dua) orang dan 2 (dua) carier yang sama-sama besar, hujan masih mengiringi langkah kami berdua. Hujan yang semakin besar membuat kami berteduh disebuah mini market sembari membeli persediaan air karena konon di cikurai sulit mendapatkan air. perjalanan dilanjutkan menggunakan ponco yang kebetulan disimpan di atas carier milik Fahmi.
Pukul 19.10 kami tiba di terminal baranang siang dan memarkirkan motor didalam terminal, setelah itu bertemu Ika dan kawan-kawan di depan terminal. (Saat itu aku mengira Ika adalah teman lama Fahmi, mungkin teman di rumah, atau teman sekolah/kuliah Fahmi, namun ternyata Fahmi pun belum pernah bertemu Ika, mereka hanya kenal melalui jejaring sosial ahahaha).
Meet point kami di depan kfc Baranangsiang, Fahmi menunggu di pintu keluar Bus sedangkan aku berjalan menuju kfc, di depan kfc aku bertemu dua orang wanita bersama dua orang pria dengan gaya khas pendaki. DAMN!!, ada sesook wanita mirip si "Dia" dalam trip aku kali ini. Bukan hanya parasnya yang mirip, namun postur, style, warna baju&jilbab yg digunakan, hingga frame kacamatanya pun sama, tapi apalah arti sebuah kemiripan ahahaha. Akupun langsung memperkenalkan diri kepada mereka dengan tetap stay cool (padahal hati udah ga karuan antara sedih dan senang hahahaha).
Setelah berkenalan akhirnya kudapati nama beliau-beliau adalah Reza (Item), Ridwan, Ika dan Septi. tanpa membuang waktu kamipun langsung berjalan menuju terminal menemui fahmi, dan ketika kami berjalan ke arah terminal, BUS terakhir menuju Kp.Rambutan tampak melintas menyebrangi jalan yang artinya kita ketinggalan bus. Woasssem bener, cuaca hujan ketinggalan bus pula hahahahaha, Akhirnya kamipun berdiskusi dan kami memutuskan untuk menaiki mobil omprengan menuju Kp.rambutan karena memang tidak ada bus lagi. Ketika mobil omprengan tiba kamipun berebut masuk dengan penumpang lain, alhasil kami tidak terangkut semua, aku dan fahmi memutuskan untuk menyusul ika, septi, reza, dan ridwan yg sudah ada didalam mobil omprengan dengan mobil selanjutnya menuju Kp. Rambutan, tapi sesaat setelah aku dan fahmi menepi ke warung kecil disamping terminal, Ika dan kawan-kawan pun ikut turun dari mobil dengan membawa bawaan masing-masing.
"Kita bareng kalian aja" ucap salah satu dari mereka.
waaaaaaw udah kerasa solidnya padahal baru kenal beberapa menit yang lalu, inilah yg aku suka dari para pendaki gunung, yg membuat ku tak pernah kapok untuk melangkahkan kaki menerjang ketinggian. (gumamku dalam hati)
Tak lama kemudian, ternyata ada sebuah Bus 3/4 tujuan Kp.Rambutan yang masuk kedalam terminal, meski kami sempat ragu karena biasanya bus itu tidak lewat tol, tapi akhirnya kami ber enam pun naik dengan ongkos Rp. 10.000,00. Sekitar pukul 20.00 bus yang kami tumpangi berangkat melaju melalui tol jagorawi (kamipun bisa bernafas lega karena tidak was-was tertinggal bus menuju garut). Setelah menempuh perjalanan kurang-lebih satu jam kamipun tiba di terminal Kp. Rambutan. Sesaat setelah turun dari bus kami bertemu dengan mas Rizal yang tidak lain masih kawan Ika yang berdomisili di Cikarang. Saat itu kami tidak langsung berangkat meski sudah ada bus tujuan Garut yang sudah hendak berangkat, ternyata masih ada anggota yang kami tunggu. Setelah sekitar 15 menit menunggu akhirnya datanglah mereka yang kami tunggu, mereka adalah Mas Adit, Ferdi (adik sepupu mas adit), dan Fita (adik kandung mas Adit) total saat ini tim kami menjadi 10 orang.
pukul 21.30 kami sudah memasuki bus, dan tepat pukul 22.00 Bus berangkat menuju Garut via Cipularang. karena hampir semua anggota kami berstatus pekerja, akhirnya perjalanan menuju Garut ini digunakan untuk beristirahat. Aku duduk berdua bersama Fahmi, tepat didepan kami Ika dan Septi, disamping kanan kami (3R) Rizal, Reza, dan Ridwan, di depan mereka adalah keluarga cemara yang tadi saya jelaskan (Mas Adit, Fita dan Ferdi). Pukul 00.00 bus melintas memasuki daerah Cileunyi bandung, disini rombongan kami bertambah lagi 3 orang mereka adalah Abi, Ibo dan Daria. Akhirnya sekitar pukul 02.00 dini hari bus sudah merapat di Terminal Guntur, Garut. Kami semua turun dan beristirahat di Mesjid yang berada tepat di depan terminal.
Kegiatan setibanya di kota garut, sebagian dari kami ada yang beristirahat, makan mie rebus, ngobrol dan lain-lain. kamu mulai jadi pusat perhatian warga sekitar sejak turun dari bus, dari barang-barang yang kami bawa sudah tampak jelas bahwa kami adalah pendatang yang hendak mendaki salah-satu gunung di kota yang dijuluki Swiss van java ini, calo - calo angkutan pun mulai merecoki waktu istrahat kami dengan berkali-kali menawarkan jasa angkutan menuju Pemancar (titik start pendakian Gn. Cikurai), setelah beberapa kali menolak tawaran calo, akhirnya kami luluh juga dengan harga setelah penawaran Rp. 250.000 untuk satu angkot dengan perjanjian sampai pos PEMANCAR, penawaran calo sebelumnya tidak ada yg menyanggupi ke pemancar, namun karena yg ini bisa meyakinkan kami akhirnya kami pun sepakat untuk menggunakan angkot, setelah semua barang dimasukan akhirnya kami berangkat menuju pemancar sekitar pukul 03.45 dini hari. Ditengah perjalanan rombongan berhenti di sebuah mini market untuk kembali menambah supply air kami.
Pukul 05.00 pagi berbarengan dengan kumandang adzan subuh kendaraan yg kami sewa memasuki gang kecil pemukiman penduduk yang ujung jalannya berpapasan dgn kebun teh pemancar. Dari situ jalan mengecil dan tidak memungkinkan untuk masuk kendaraan roda empat, dari tempat kami sekarang tampak dari kejauhan cahaya lampu dari pos pemancar, kernet mengclaime kalau pemancar sudah dekat, tinggal berjalan beberapa menit. Saat itu sang supir dan kernet belaga nyasar dgn pura-pura bertanya kpd warga, setelah berdebat cukup panas karena kami tahu untuk jalan menuju pemancar cukup jauh akhirnya dengan berat hati kami membayar 220 ribu untuk perjalanan yg tidak sesuai kesepakatan itu, tadinya kami hendak membayarnya hanya 150 ribu tp krn keadaan semakin memanas, dan tidak kondusif, akhirnya kami mengalah. Akhirnya kamipun berjalan kaki menuju pemancar.
Kondisi saat itu masih gelap, kami berjalan menyusuri kebun teh dengan perlahan menggunakan head lamp dan senter masing-masing, dari kejauhan terlihat sayup-sayup lampu-lampu dari pemancar. Enek, jengkel, dongkol yang kami rasakn saat itu. Sedikit-demi sedikit sinar matahari mulai muncul dari arah belakang kami, indahnya pemandangan sekitar mulai terlihat kamipun beristirahat ditengah-tengah hamparan kebun teh dan sesi narsis pun dimulai. Setelah tenaga kembali terisi kami melanjutkan perjalanan menyusuri jalan setapak kebun teh dan sesekali jalan di trek berbatu yg cukup untuk dilalui mobil.
pemancar masih terlihat berdiri tegak di depan kami, jalan mulai menanjak dan terjal, jalan normal sudah terlihat melintir (ahaha bahasa mana yak melintir), pokoknya jalan utama muter cukup jauh, bisa dibilang jauh banget sih, akhirnyaakupun memutuskan memotong jalan dengan cara menembus kebun teh, menuruni bukit perkebunan dan dilanjut dengan tanjakan super terjal dengan tanah yang labil (saya rasa sudah seperti summit mahameru, tapi bedanya ini tanah bukan pasir) setelah berjalan hampir 2 jam kamipun tiba di pos pemancar.
Meet point kami di depan kfc Baranangsiang, Fahmi menunggu di pintu keluar Bus sedangkan aku berjalan menuju kfc, di depan kfc aku bertemu dua orang wanita bersama dua orang pria dengan gaya khas pendaki. DAMN!!, ada sesook wanita mirip si "Dia" dalam trip aku kali ini. Bukan hanya parasnya yang mirip, namun postur, style, warna baju&jilbab yg digunakan, hingga frame kacamatanya pun sama, tapi apalah arti sebuah kemiripan ahahaha. Akupun langsung memperkenalkan diri kepada mereka dengan tetap stay cool (padahal hati udah ga karuan antara sedih dan senang hahahaha).
Setelah berkenalan akhirnya kudapati nama beliau-beliau adalah Reza (Item), Ridwan, Ika dan Septi. tanpa membuang waktu kamipun langsung berjalan menuju terminal menemui fahmi, dan ketika kami berjalan ke arah terminal, BUS terakhir menuju Kp.Rambutan tampak melintas menyebrangi jalan yang artinya kita ketinggalan bus. Woasssem bener, cuaca hujan ketinggalan bus pula hahahahaha, Akhirnya kamipun berdiskusi dan kami memutuskan untuk menaiki mobil omprengan menuju Kp.rambutan karena memang tidak ada bus lagi. Ketika mobil omprengan tiba kamipun berebut masuk dengan penumpang lain, alhasil kami tidak terangkut semua, aku dan fahmi memutuskan untuk menyusul ika, septi, reza, dan ridwan yg sudah ada didalam mobil omprengan dengan mobil selanjutnya menuju Kp. Rambutan, tapi sesaat setelah aku dan fahmi menepi ke warung kecil disamping terminal, Ika dan kawan-kawan pun ikut turun dari mobil dengan membawa bawaan masing-masing.
"Kita bareng kalian aja" ucap salah satu dari mereka.
waaaaaaw udah kerasa solidnya padahal baru kenal beberapa menit yang lalu, inilah yg aku suka dari para pendaki gunung, yg membuat ku tak pernah kapok untuk melangkahkan kaki menerjang ketinggian. (gumamku dalam hati)
Tak lama kemudian, ternyata ada sebuah Bus 3/4 tujuan Kp.Rambutan yang masuk kedalam terminal, meski kami sempat ragu karena biasanya bus itu tidak lewat tol, tapi akhirnya kami ber enam pun naik dengan ongkos Rp. 10.000,00. Sekitar pukul 20.00 bus yang kami tumpangi berangkat melaju melalui tol jagorawi (kamipun bisa bernafas lega karena tidak was-was tertinggal bus menuju garut). Setelah menempuh perjalanan kurang-lebih satu jam kamipun tiba di terminal Kp. Rambutan. Sesaat setelah turun dari bus kami bertemu dengan mas Rizal yang tidak lain masih kawan Ika yang berdomisili di Cikarang. Saat itu kami tidak langsung berangkat meski sudah ada bus tujuan Garut yang sudah hendak berangkat, ternyata masih ada anggota yang kami tunggu. Setelah sekitar 15 menit menunggu akhirnya datanglah mereka yang kami tunggu, mereka adalah Mas Adit, Ferdi (adik sepupu mas adit), dan Fita (adik kandung mas Adit) total saat ini tim kami menjadi 10 orang.
pukul 21.30 kami sudah memasuki bus, dan tepat pukul 22.00 Bus berangkat menuju Garut via Cipularang. karena hampir semua anggota kami berstatus pekerja, akhirnya perjalanan menuju Garut ini digunakan untuk beristirahat. Aku duduk berdua bersama Fahmi, tepat didepan kami Ika dan Septi, disamping kanan kami (3R) Rizal, Reza, dan Ridwan, di depan mereka adalah keluarga cemara yang tadi saya jelaskan (Mas Adit, Fita dan Ferdi). Pukul 00.00 bus melintas memasuki daerah Cileunyi bandung, disini rombongan kami bertambah lagi 3 orang mereka adalah Abi, Ibo dan Daria. Akhirnya sekitar pukul 02.00 dini hari bus sudah merapat di Terminal Guntur, Garut. Kami semua turun dan beristirahat di Mesjid yang berada tepat di depan terminal.
Kegiatan setibanya di kota garut, sebagian dari kami ada yang beristirahat, makan mie rebus, ngobrol dan lain-lain. kamu mulai jadi pusat perhatian warga sekitar sejak turun dari bus, dari barang-barang yang kami bawa sudah tampak jelas bahwa kami adalah pendatang yang hendak mendaki salah-satu gunung di kota yang dijuluki Swiss van java ini, calo - calo angkutan pun mulai merecoki waktu istrahat kami dengan berkali-kali menawarkan jasa angkutan menuju Pemancar (titik start pendakian Gn. Cikurai), setelah beberapa kali menolak tawaran calo, akhirnya kami luluh juga dengan harga setelah penawaran Rp. 250.000 untuk satu angkot dengan perjanjian sampai pos PEMANCAR, penawaran calo sebelumnya tidak ada yg menyanggupi ke pemancar, namun karena yg ini bisa meyakinkan kami akhirnya kami pun sepakat untuk menggunakan angkot, setelah semua barang dimasukan akhirnya kami berangkat menuju pemancar sekitar pukul 03.45 dini hari. Ditengah perjalanan rombongan berhenti di sebuah mini market untuk kembali menambah supply air kami.
Ika dan angkot si halan |
Fita & Daria berjalan dikegelapan |
Potong kompas daripada muter-muter |
pendakian belum dimulai tapi udah cape |
Full team at Pos Pemancar |
on progress writing..................
(penulisan ini dilanjut pada Agustus 2016, jadi akan saya tulis seingatnya saja ya hehe).
Pendakian dimulai dgn perizinan dgn membayar seikhlasnya (tahun 2013 saat kegiatan mendaki gunung belum kekinian) di pos pemancar, setelah itu lanjut menyusuri area kebun teh dan perkebunan warga dibelakang area pemancar. Kami berjalan beriringan dengan ibo sebagai pembuka jalur, jalan menyusuri kebun teh dan semak belukar dibelakang pemancar, setelah sekitar 30 menit berjalan kami berhenti sejenak karena ada suara teriakan orang yang memanggil kami dari atas bukit, DAMN!! ternyata wrongway akhirnya kami semua balik kanan. karena jalan yang sudah kami temput lumayan jauh untuk putar balik ke titik sebetulnya akhirnya kamipun belok kiri untuk cari jalan potong kompas untuk sampai di sumber suara (puncak bukit-jalur cikuray). Biaya pendakian seikhlasnya, dan uang itupun bukan diberikan kepada petugas dinas terkait jadi wajar kalau saat itu jalur disini masih minim penunjuk arah. Singkat cerita kami tiba dijalur yang benar 20 menit berselang. dari sini jalur mulai jelas karena hanya ada 1 jalan setapak menanjak. rute didominasi oleh akar-akar yang cukup rapat dan tinggi. pantas saja kalau jalur pendakian cikurai dijuluki jalur dengkul ketemu jidat, itu benar adanya..
(penulisan ini dilanjut pada Agustus 2016, jadi akan saya tulis seingatnya saja ya hehe).
Semak Belukar |
Wonder Women |
entah pos berapa |
baru pos 2 |
aku & fahmi di pos 5 |
fahmi @Puncak (Bayangan)-nya |
jalur meuju puncak |
pasang tenda |
puncak sore itu |
Ibo sampai puncak |
satu persatu tenda aku sambangi dan bertanya apakah ini tenda rombongan bogor?, kurang lebih seperti itu yg aku tanyakan kepada setiap tenda karena aku tidak tahu warna apa dan merek apa tenda teman-teman ku yg baru ku kenal ini. sampai ujung tenda terakhir tak ada satupun tanda-tanda mereka ada di puncak. akhirnya aku kembali menuju tendaku.
karena dalam rombongan belakang ada tenda, kompor, dan logistik maka aku tidak terlalu mencemaskan keadaan mereka, karena sudah pasti bisa membuat kemah. dan akhirnya setelah menunggu hingga pukul 20.00 dan tak ada tanda tanda kemunculan mereka akupun tidur dalam tenda. Pukul 00.20 perut berontak dan akhirnya masak dan makan malam seadanya waktu itu.
motongin sosis |
kamipun foto bersama diatas puncak:
setelah puas berfoto, aku, ridwan, fahmi dan ferdi bergegas packing dan berjalan turun menuju tanda rombongan belakang, setelah kumpul full team kegiatan kami selanjutnya adalah masak-masak untuk sarapan dan dilanjut makan lalu pulang..
- End -
- End -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar