Jumat, 21 September 2012

Dari gunung turun ke kota

lanjutan dari mahameru ranukumbolo

Tanggal 31 Agustus 2012


di Bekukan ranukumbolo

Pukul 05.00 aku bangun dan bergegas keluar dari tenda dan berjalan menuju MCK kumuh yang tersedia disana. Ketika hendak menggunakan sandal gunungku aku terkaget karena sandal itu kaku menyebabkan kakiku tidak dapat menggunakannya, setelah ku lihat dari dekat ternyata sandal itu telah dibekukan oleh dinginnya ranukumbolo, begitupula sepatuku yang tidak tertutup sempurna oleh coverbag menyebabkan ujung sepatuku membeku.
Setelah menabung akupun kembali kedepan tenda dan memasak air, 20 menit berselang minuman hangat pun tersaji. Waktu menunjukan pukul 05.30 garis kuning kemerahan menandakan matahari akan segera menampakkan diri, akupun menggambil SLR dari dalam tenda dan membangunkan mereka yang masih enggan terjaga. Ranukumbolo kembali ramai, para pendaki mulai bemunculan dari dalam tendanya, pagi ini matahari muncul tidak tepat di tengah-tengah himpitan bukit, sedikit melebar ke arah tenggara, hal ini menyebabkan ricuh orang-orang yang menantikan keindahan sunrise, mereka yang menanti di tepat di tengah-tengah akhirnya berlarian kesebelah kiri karena dari sini matahari sudah mulai terlihat. 

   


 sekitar pukul 6.00 pagi barulah seisi tenda keluar dari persembunyiannya, terlebih nunu yang bersembunyi dibalik tenda dari kemarin setibanya di ranukumbolo tidak keluar-keluar, setelah berfoto-foto acara selanjutnya adalah memasak, makan besar kami pagi itu semua sisa bahan makanan dimasak dengan tujuan meringankan beban, tapi hal itu menyebabkan banyak makanan tidak termakan karena kekenyangan hehehe. 

Usai memasak, saya langsung bergegas membawa perabotan masak yang kotor untuk dicuci sementara aku mencuci resty dan nunu memasak air (tega yah mereka, udah bawaan paling berat masih disuruh nyuci nesting sama piring juga), saat itu akupun sekalian mencuci sarung tangan ku dan juga mencuci (apa namanya yah? lupa yang kupakai sebagai bandana terkadang jadi masker juga, pokoknya itulah yang biru-biru) karena kotor dan berdebu, setelah semua selesai kujemur diatas tenda karena matahari sudah mulai terik. Acara selanjutnya santai menikmati indahnya ranukumbolo namun lama-kelamaan sengatan matahari ranukumbolo panas juga dan akhirnya kami memutuskan untuk packing yang super lama (kelamaan mikir katanyamah diriku, sampe di record video sama resty).

Packing !!
begaya dulu
with KAMPALA



snapshoot
Sekitar pukul 10.30 setelah berfoto foto di ranukumbolo akhirnya kami bertiga meninggalkan ranukumbolo, menyusuri bukit disamping ranukumbolo dengan trek menanjak dan berdebu, ada beberapa rombongan yang  start bersamaan dari ranukumbolo menuju ranupani, salah satunya rombongan mas Yohan asal Surabaya. dijalur ini terlihat mahameru mengintip dari balik bukit, dan menyadarkan kami bahwa jalur pendakian di gunung semeru itu memutar-mutar perbukitan.


 

Perjalanan pulang tidak terlalu melelahkan, tapi tetap lama juga kami berjalan menuju ranupani, jalur pendakian semeru yang sempit membuat kami harus memberikan jalan kepada para pendaki yang berjalan dari arah berlawanan, tidak cuma satu atau dua pendaki yang kami persilahkan bahkan satukali berhenti bisa mempersilahkan 5 sampai 10 orang, sebab hari itu ternyata ada pendakian bersama terlihat dari seragam yang mereka kenakan. Aku melihat ada 2 atau 3 baju seragam yang berbeda-beda. selain mereka banyak juga turis asing yang mendaki semeru bersama keluarga kecil mereka. sepertinya malam ini ranukumbolo akan seperti perkemahan persami pramuka bahkan seperti tempat penampungan bencana, untung saja kami sudah turun. terus berjalan melalui jalur sempit, salip menyalip dengan rombongan mas Yohan, dari pos 3 sampai pos 2 aku berjalan berdua bersama mas yohan sambil berbincang-bincang. Ternyata mas yohan yang berusia sekitar 24 tahun itu sudah 3 kali naik semeru dan baru kali ini merasakan indahnya puncak mahameru, bertapa bersyukurnya aku yang baru pertama kesana sudah diberikan kesempatan menjajaki mahameru. Dari pos 2 mendekati pos 1 rombongan kampala yang turun mungkin 2 jam setelah kami sudah menyalip kami satu persatu, dekat pos 1 gery melewatiku sambil berlari. dari pos 1 memang ada jalur sort cut yang memang benar2 memotong jalur, tapi aku tetap berjalan di rute yang seharusnya karena males berjumpa tanjakan. Akhirnya aku tiba di jalur awal pendakian pada pukul 14.00, tiga orang rombongan mas yohan langsung menuju kantor ranu pani sedangkan aku duduk2 di gapura selamat datang, niatnya mau nunggu resty sama nunu, tapi ada kejadian yang membuat aku lebih memilih melanjutkan perjalanan.
begini ceritanya:
Singkat cerita aku duduk digapura selamat datang karena memang lelah dan hendak menunggu resty, datang 2 orang pemuda dengan motor absolute revo dan mengenakan helm, awal mula mereka hanya menanyakan jalan
"mas ini jalan semeru ya?, kalo lurus kesana bisa ke bromo?" tanya dia sambil menyapa.
"iya bisa, lurus saja nanti ada pertigaan ambil kanan kalo dari sini" jawabku.
merekapun pergi dengan mengucap terimakasih.

tapi mereka yang berjalan menuju kantor ranu pani kembali memutar balik ke arahku dan bertanya-tanya lagi.
"mas itu temannya?" tanya mereka menunjuk 3 orang rombongan mas yohan yang hanya terlihat carriernya saja
"bukan, mereka dari surabaya. aku dari bogor" jawabku, dan jreeeeeeeng, satu dari mereka turun dari motor, saat itu motor mereka berhenti agak jauh dari tempat ku duduk.
"satu hari nyampe mas ke semeru?" tanya dia kembali yang saya pikir udah ngawur
"lah mana bisa, harus sekitar 3 hari" jawabku sambil terheran dengan pertanyaan aneh itu.
diapun melangkah mendekat perlahan sambil bertanya ngawur. Akupun melihat kearah mereka, motornya ternyata tak ber plat nomor.
"mana mungkin mereka orang jauh yang tidak tahu jalan, wong motornya tak berplat nomor, mereka pasti warga sekitar sini" ucapku dalam hati
 Refleks aku buka pisau lipatku yang kebetulan hanya ku simpan di luar tas selempang ku dan berpura-pura membersihkan kuku hal itu membuat dia berhenti dan menoleh kepada temannya dibelakang yang sedang menjaga motor. Akupun mulai beranjak dari duduk dan berdiri, kebetulan ada satu pendaki yang lewat juga dan akupun berjalan menuju kantor ranupani dengan pendaki itu dan mengabaikan si preman penuh basa basi itu dan akhirnya merekapun pergi kabur saat melihat rombongan pendaki mulai berdatangan. 

akhirnya sekitar pukul 03.00 kami tiba di pos ranupani dan langsung melapor kepada petugas, setelah sampah yang kami bawa di letakan pada tempat yang disediakan kami bertiga makan bakso malang dengan harga Rp.5000/porsi dan minuh teh manis Rp. 2000/gelas di tempat yang berbeda. setelah itu beli-beli sovenir ala mahameru. Rombongan kami sudah kumpul semua berjumlah 9 orang, sebenarnya rombongan Ilham dari surabaya, kampala dan kami sudah sepakat untuk naik jeep bareng lagi sampe tumpang, bahkan di ranukumbolo pun Ilham mengajak bareng lagi untuk sekedar mengingatkan. Tapi setelah turun ternyata Ilham dan ke lima temannya memilih naik jeep bareng rombongan lain yang mungkin temannya. Jeep Rombongan mas Yohan baru 11 orang, sebenarnya kami bertiga bisa ikut dengan mas yohan, tapi aku dan kedua temanku lebih memilih bersama kampala, karena mereka sudah benar-benar kami anggap rombongan kami karena selalu siap siaga mem back-up kami. Akhirnya kamipun menyewa jeep untuk sembilan orang dengan harga Rp. 400.000,- .kamipun sempat berfoto-foto sebelum berangkat ke pasar tumpang.


Jeep kami melesat meninggalkan ranupani sekitar pukul 16.30 karena lama menunggu gery yang sedang  mandi. Abang supir kita kali ini masih muda dan gaul banget dandanannya bawa jeep nya pun spektakuler mantap, di tengah-tengah jalan sempet beli minuman di sebuah warung yang belakangan kamimketahui itu air tape hehe ciwa yang duduk di depan sempat merasakan minuman itu. Setelah kebut-kebutan sepanjang jalan akhirnya kami tiba di tumpang disambut dengan azan magrib.
My Great Adventure
Sesampainya ditumpang aku menghubungi Ayahku untuk kepastian kesiapan mess di kebunraya purwodadi, Pasuruan. Setelah mess sudah dipastikan siap disinggahi kamipun bersiap membeli sedikit keperluan di alfamart tumpang dan membeli nasi bungkus dipinggir jalan kemudian meluncur menuju mess dengan angkot menuju terminal arjosari dengan ongkos Rp.6000/orang dan dilanjut menggunakan Bison(semacam elf) dengan ongkos Rp.3000/orang namun carrier kita yang besar pun dihitung 1 orang karena makan tempat.
sebenarnya  messnya besar, ada 3 kamar masing-masing 2 bed bisa untuk menampung kami ber-9. namun karena saat masih dibogor Ayahku tau hanya bertiga yang berangkat maka ayahku terlanjur bilang untuk digunakan 3 orang. Akhirnya kami berpisah dengan kampala, mereka bergegas menuju kos kosan rekan mereka di Universitas Brawijaya.


Setibanya di kebun raya, mobil yang kami tumpangi berhenti di pintu utama kebun raya, sedangkan kami harus masuk melalui pintu kantor kebun raya yang jaraknya sekitar 100 m dari pintu utama, setelah berjalan dipinggir jalan raya kamipun masuk kedalam kantor dan disambut oleh pak Suwarno (semacam nama wakil direktur di kampusku) setelah itu pak suwarno mengantarkan kami menuju mess yang untungnya tidak jauh dari kantor. Sesampainya di mess, kami bersih-bersih, mandi, makan, dan minum teh yang alhamdulilah ternyata fasilitas messnya lumayan hehe ada tv, dispenser, disediakan kopi-teh-gula, dll, setelah kenyang kamipun tidur.... Yeaaaaaaaaaaaaaaa kasuuuuurrrrrrrrrr.....

bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar